Sarwendah Klarifikasi Soal Ruben Onsu Kesulitan Bertemu Anak Lewat WhatsApp
4 mins read

Sarwendah Klarifikasi Soal Ruben Onsu Kesulitan Bertemu Anak Lewat WhatsApp

Hubungan antara Sarwendah dan Ruben Onsu menghadapi tantangan serius setelah perceraian mereka. Terutama ketika Ruben mengungkapkan kesulitan untuk berkomunikasi dan bertemu dengan anak-anak mereka, situasi ini semakin memanas.

Sarwendah dengan tegas membantah pernyataan tersebut, menjelaskan bahwa jalur komunikasi tetap terbuka. Ia menekankan bahwa pertemuan dengan Ruben seharusnya dapat dilakukan dengan mudah, selama ada koordinasi yang baik di antara mereka.

“Kalau mengenai berita-berita yang katanya susah ketemu, yang nggak mungkin lah susah. Gampang banget tinggal WhatsApp ke aku, kita koordinasi jadwal,” jelas Sarwendah ketika diwawancara oleh wartawan, pada Rabu malam.

Situasi anak-anak mereka yang sudah beranjak besar juga menjadi faktor penting dalam pengaturan waktu pertemuan. Sarwendah percaya bahwa koordinasi dengan jadwal anak-anak sangatlah diperlukan saat mengatur pertemuan dengan ayah mereka.

“Karena kan anak-anak juga sibuk ya, anak-anak punya jadwal banyak gitu lho. Jadi ya, tinggal kita atur,” ungkapnya lebih lanjut. Ia berharap agar komunikasi tetap terjalin demi kepentingan anak-anak mereka.

Peran Penting Koordinasi dalam Pertemuan Keluarga

Koordinasi yang baik dalam sebuah keluarga dapat menjadi kunci agar hubungan tetap harmonis, terutama setelah perceraian. Sarwendah menyarankan agar orangtua selalu menjaga saluran komunikasi agar tetap terbuka demi kesejahteraan anak-anak.

Kedua orang tua perlu untuk saling menghargai agar anak-anak tidak merasakan dampak negatif dari situasi yang terjadi. Dengan cara ini, anak-anak dapat merasa lebih tenang dan tidak terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan.

Dalam konteks ini, Sarwendah mengingatkan bahwa setiap orang tua harus bisa meluangkan waktu untuk bertemu dengan anak-anak. “Sekali lagi, koordinasi itu kunci agar pertemuan bisa berjalan dengan baik,” katanya.

Adanya jadwal yang padat dari anak-anak, seperti kegiatan sekolah dan ekstrakurikuler, tentunya perlu diperhatikan. Dengan begitu, pertemuan yang direncanakan dapat berlangsung dengan sukacita bagi semua pihak.

Di tengah kesibukan masing-masing, penting bagi Sarwendah dan Ruben untuk tidak melupakan peran mereka sebagai orang tua. Keberadaan komunikasi yang baik akan sangat membantu dalam menjaga hubungan yang positif.

Dampak dari Perceraian pada Anak-anak

Perceraian sering kali menjadi momen sulit bagi semua pihak, terutama bagi anak-anak. Mereka yang masih dalam proses tumbuh kembang memerlukan dukungan emosional ekstra selama fase transisi ini.

Sarwendah menyadari tantangan ini dan berusaha untuk meminimalisir dampak negatif bagi anak-anak. “Kita harus sabar dan mengerti perasaan mereka,” ujarnya. Ini adalah sikap yang perlu ditunjukkan oleh kedua orang tua dalam situasi yang sulit.

Anak-anak sering kali merasa tertekan dan khawatir akan situasi baru dalam hidup mereka. Oleh karena itu, kedua orang tua dianjurkan untuk berkomunikasi lebih baik dan menunjukkan rasa kasih sayang yang konsisten.

Orangtua yang bersedia bekerja sama dapat menciptakan lingkungan yang lebih stabil bagi anak-anak. Hal ini juga akan membantu memperkuat ikatan emosional di antara mereka meskipun keadaan tidak ideal.

Membagi waktu antara kedua orang tua juga perlu dilakukan dengan bijak. Ini akan memastikan bahwa anak-anak merasa dihargai dan tetap mendapatkan perhatian dari keduanya.

Menuju Komunikasi yang Sehat Pasca Perceraian

Membangun komunikasi pasca perceraian adalah langkah krusial untuk menjaga hubungan yang sehat. Sarwendah menggarisbawahi pentingnya penggunaan aplikasi chat seperti WhatsApp sebagai media komunikasi yang memudahkan koordinasi.

Dengan kemajuan teknologi saat ini, berbagai cara untuk saling terhubung semakin beragam. Ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar semua informasi terkini dapat diterima dengan cepat dan jelas.

Setiap pertemuan hendaknya direncanakan dengan baik, mempertimbangkan jadwal anak dan kesibukan orang tua. “Jadi ya, kita harus paham bahwa semua ini demi anak-anak,” tambah Sarwendah.

Penting juga bagi keduanya untuk tidak hanya fokus pada pertemuan yang bersifat fisik. Memberikan perhatian emosional yang baik juga akan membuat anak-anak merasa lebih tenang dan nyaman.

Akhirnya, menjaga suasana yang tidak tegang dan penuh pengertian akan berdampak positif bagi anak-anak. Sarwendah menekankan, “Kita harus bisa berbuat yang terbaik demi mereka.” Hal ini akan menjadi landasan untuk hubungan yang lebih baik di masa depan.