Ajil Ditto Dikafani di Lokasi Syuting Film Rest Area, Merasa Ketakutan dan Istighfar
2 mins read

Ajil Ditto Dikafani di Lokasi Syuting Film Rest Area, Merasa Ketakutan dan Istighfar

Ajil Ditto menunjukkan produktivitas tinggi di industri film tahun ini. Setelah sukses besar dengan film Believe yang mencapai lebih dari satu juta penonton, kini dia kembali dengan proyek terbaru dalam genre horor yang berjudul Rest Area, yang disutradarai oleh Aditya Testarossa.

Dalam film ini, Ajil Ditto beradu akting dengan berbagai nama terkenal seperti Lutesha, Chicco Kurniawan, Julian Jacob, dan Lania Fira. Setiap momen dalam proses syuting selalu menyimpan kenangan, salah satunya saat dia mengalami rasa takut yang mendalam ketika dihadapkan dengan setting yang menyeramkan.

Pengalaman tersebut mengajarkan Ajil tentang keterhubungan dengan tema yang dihadirkan film ini. Terutama ketika ia harus berbaring di keranda, di mana saat itu kesadaran akan kematian menjadi begitu nyata bagi dirinya.

Rest Area: Cerita Menggemparkan tentang Ketakutan dan Kematian

Film Rest Area mengisahkan sekelompok lima orang kaya yang terjebak di rest area terpencil di malam hari. Tempat yang seharusnya menjadi lokasi istirahat ini berubah menjadi kengerian ketika mereka diserang oleh sosok hantu yang dikenal sebagai Hantu Kresek.

Kisah ini membawa penonton ke dalam pengalaman menegangkan di mana para karakter mencoba untuk bertahan hidup dari ancaman supernatural. Dengan elemen horor yang kuat, film ini mengeksplorasi ketakutan terdalam manusia terhadap kematian dan kehilangan.

Melalui interaksi antar karakter, Rest Area juga menampilkan dinamika sosial yang menarik. Ketika berada dalam situasi tertekan, sifat asli masing-masing karakter mulai terungkap, menciptakan ketegangan yang semakin meningkat.

Proses Syuting yang Menciptakan Kenangan Menakutkan

Ajil berbagi pengalaman mengerikan saat syuting yang melibatkan momen ditutupi kafan. Ia mengakui bahwa saat dirinya berbaring di keranda, rasa takut membuatnya terus beristighfar dalam hati.

Proses syuting yang intens ini membawa nuansa nyata ke dalam setiap adegan. Melihat sosok hantu dan berada di lokasi gelap menambah ketegangan, dan Ajil mengaku suasana ini sangat mendukung perannya dalam film.

Kenangan ini bukan hanya tentang ketakutan, tetapi juga pembelajaran spiritual yang mendalam. Pengalaman semacam ini sering kali membawa refleksi tentang hidup dan mati, menjadikan proses artistik lebih bermakna bagi para aktor.

Dampak Film Horor di Industri Perfilman Indonesia

Film horor di Indonesia belakangan ini menjadi salah satu genre yang sangat diminati. Popularitas film-film horor meningkat pesat, menciptakan tren baru di kalangan penonton yang merindukan pengalaman menegangkan.

Rest Area bukan hanya menawarkan cerita yang menarik, tetapi juga memberikan pandangan baru tentang genre horor. Dengan menjelajahi tema sosial dan psikologis, film ini berusaha untuk lebih dari sekadar membuat penonton terkejut.

Industri perfilman Indonesia berpotensi berkembang lebih jauh dengan keberadaan film-film inovatif dalam genre horor. Melalui penggabungan elemen tradisi dan modern, film seperti Rest Area dapat menjadi sorotan penting di pasar perfilman internasional.